Guru Berkualitas Untuk Bangsa yang Lebih Cerdas

“Guru pahlawan tanpa tanda jasa”

Siapapun pasti setuju dengan predikat tersebut. Karena seorang guru layak disebut sebagai pahlawan, karena tanpa guru mungkin  saja kita tidak akan bisa menjadi seperti sekarang ini. sama halnya seperti pahlawan dalam perang kemerdekaan, guru juga mengorbankan jiwa raga mereka untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya, termasuk guru. Bisa dilihat bagaimana negara-negara maju saat ini yang sangat menghargai peranan guru sebagai pondasi awal dalam proses pembangunan. Sebut saja Jepang  yang mampu bangkit dari keterpurukannya, karena kaisar Jepang mempercayakan guru-guru yang masih hidup saat itu untuk menjadi kunci kebangkitan Jepang. Atau lihatlah Korea selatan, pada tahun 1960-an masih menjadi negara berkembang yang tidak diperhitungkan. Namun saat ini Korea Selatan menjelma menjadi negara industri yang diperhitungkan dalam percaturan global. Jika bukan karena guru yang bekerja keras lewat sektor pendidikan, tidak mungkin Korea Selatan bisa mengejar ketertinggalannya.

Bagaimana dengan Indonesia ?

Fakta sejarah telah membuktikan bahwa guru telah memegang peranan penting bagi perubahan di negeri ini. Kita bisa tengok di masa lampau, pada tahun 1945 tepat di hari kemerdekaan bangsa Indonesia, tingkat melek huruf rakyat Indonesia saat itu hanya 5%. Lalu. Pada tahun 2010, tingkat melek huruf tersebut telah meningkat menjadi 92%. Dan ternyata tidak banyak negara yang mampu membuat konversi tingkat melek huruf secara drastis! Jika dibandingkan dengan bangsa lain seperti Mesir dan India yang saat ini masih memiliki tingkat melek huruf sebesar 66%.

Jika kita tengok peristiwa sejarah di Bekasi,  siapa yang tidak kenal sosok K.H Noer Ali. Seorang Ulama pejuang dan juga seorang guru (ulama). Munculnya madrasah pertama di bekasi tidak lepas dari peran beliau yang bertekad untuk memajukan pendidikan di negeri ini. Setelah merdeka di tahun 1949 beliau mendirikan Lembaga Pendidikan Islam di Jakarta. Selanjutnya Januari 1950 beliau mendirikan pesantren di Ujungmalang yang masih ada sampai saat ini. Setelah itu, beliau banyak mendirikan Sekolah Rakyat Indonesia (SRI) di berbagai tempat di Bekasi.

Kemerdekaan Bangsa Indonesia yang  sudah lebih dari 65 tahun kita nikmati ini ternyata memiliki janji yang mungkin kita lupa atau sengaja terlupakan, dalam pembukaan UUD 1945 salah satu janji yang tertulis disana adalah Mencerdaskan Kehidupan Bangsa. Tidak peduli siapa dan dimanapun, di ujung barat pantai Aceh atau daerah pesisir di Papua.

Janji tersebut harus dilunasi untuk setiap anak bangsa Indonesia. Jadi, siapakah yang selama ini mengemban amanah tersebut ? sudah pasti gurulah jawabannya. Guru yang berada di garis depan untuk melunasi janji kemerdekaan tersebut, mencerdaskan bangsa.

Agar mampu mengemban amanah luar biasa itu, guru harus mau meningkatkan kualitasnya. Meski pemerintah saat ini terus berupaya meningkatkan kualitas guru dengan program sertifikasi, Namun kenyataannya di lapangan masih jauh dari harapan. Sedikit sekali guru yang memanfaatkan tunjangan profesinya untuk meningkatkatkan kualitasnya. Atau banyak juga demi mendapatkan sertifikasi guru menghalalkan segala cara. Bagaimana nasib bangsa kedepan jika kualitas guru kita tidak terus meningkat. Namun, seharusnya kita tidak berhenti di sini. Yang lebih penting adalah “bagaimana” mencetak guru berkualitas. Saya mengutip ungkapan Anies Baswedan, Ph.D “stop cursing darkness, let’s light more and more candles” (lebih baik kita menyalakan lebih banyak lilin daripada mengutuk kegelapan).

Ya, mari kita menyalakan lilin lebih banyak. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan teknologi internet, Sebagaimana yang telah dilakukan oleh beberapa teman guru, salah satunya adalah teman dan sekaligus guru saya Bapak Wijaya Kusumah, S.Pd, M.Pd (Om Jay). Beliau memanfaatkan fasilitas blog sebagai sarana sharing atau berbagi ilmu pengetahuan khususnya ilmu pendidikan dan keguruan. Jadi, di zaman modern seperti sekarang ini untuk meningkatkan kualitasnya seorang guru tidak mesti harus menghadiri seminar ataupun pelatihan, cukup dengan mengunjungi www.wijayalabs.com, teman-teman guru akan mendapati ilmu pengetahuan yang teman-teman butuhkan. Karena Om Jay selalu mengisi blognya dengan konten-konten yang sarat ilmu untuk menambah pengetahuan kita seputar dunia pendidikan. Sebagai contoh saya pernah terinspirasi dan termotivasi dari tulisan beliau (Berkat Rajin Menulis Saya Gratis Pergi ke Denpasar Bali). Berkat tulisan beliau saya termotivasi untuk selalu menulis. Mungkin hal ini juga dialami oleh teman-teman yang lain.

Besar harapan saya dengan adanya blog wijayalabs ini lebih banyak guru dapat termotivasi untuk dapat meningkatkan kualitas, potensi dan kreatifitasnya. Dengan demikian, akan semakin meningkatkan kualitas guru di tanah air, yang kemudian akan muncul blog-blog serupa yang dikelola oleh para guru-guru di tanah air, dan akan menjadi bahan ajar bagi para peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya. Karena sebanarnya siswa-siswa kita butuh akan konten-konten edukatif, dan kitalah sebagai guru yang harus memfasilitasinya. Om Jay dengan blog wijayalabs nya telah membuktikan. Kini giliran kita.

Sebagai kesimpulan, guru memegang peranan yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa dan peradaban manusia. Jaya atau runtuhnya sebuah bangsa dan peradaban manusia ditentukan oleh seorang pribadi yang bernama GURU. Di tangan gurulah nasib suatu bangsa ditentukan. Sebagai seorang guru dan seorang muslim saya bangga tehadap profesi ini, karena selain menempati posisi sosial yang paling strategis dalam sebuah sistem, profesi guru juga memiliki kedudukan yang tinggi dan utama dalam Islam. Gurulah yang akan menjadi ujung tombak agen perubahan (agen of change). Di pundaknya terpikul tanggung jawab yang agung yaitu memberantas kebodohan, sekaligus menghujamkan kearifan sehingga bisa memahami tentang makna dan tujuan hakiki jati diri dan kehidupan.

Selamat Hari Guru, Jadilah Guru yang layak “digugu” dan “ditiru”

4 thoughts on “Guru Berkualitas Untuk Bangsa yang Lebih Cerdas

Leave a comment